MENGENAL LEBIH JAUH EMOSI DAN CARA PENGENDALIANNYA
Kata emosi
berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak
menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak
merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Daniel Goleman (2002 : 411)
emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan
biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.
Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak.
Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis.
Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku intensional manusia. (Prawitasari,1995)
Beberapa tokoh mengemukakan tentang macam-macam emosi, antara lain Descrates. Menurut Descrates, emosi terbagi atas : Desire (hasrat), hate (benci), Sorrow (sedih/duka), Wonder (heran), Love (cinta) dan Joy (kegembiraan). Sedangkan JB Watson mengemukakan tiga macam emosi, yaitu : fear (ketakutan), Rage(kemarahan), Love (cinta).
Daniel Goleman (2002 : 411) mengemukakan beberapa macam emosi yang tidak berbeda jauh dengan kedua tokoh di atas, yaitu :
a. Amarah : beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati
b. Kesedihan : pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, putus asa
c. Rasa takut : cemas, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, waspada, tidak tenang, ngeri
d. Kenikmatan : bahagia, gembira, riang, puas, riang, senang, terhibur, bangga
e. Cinta : penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, dan kemesraan
f. Terkejut : terkesiap, terkejut
g. Jengkel : hina, jijik, muak, mual, tidak suka
h. malu : malu hati, kesal
Seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa semua emosi menurut Goleman pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Jadi berbagai macam emosi itu mendorong individu untuk memberikan respon atau bertingkah laku terhadap stimulus yang ada.
Dalam the Nicomachea Ethics pembahasan Aristoteles secara filsafat tentang kebajikan, karakter dan hidup yang benar, tantangannya adalah menguasai kehidupan emosional kita dengan kecerdasan. Nafsu, apabila dilatih dengan baik akan memiliki kebijaksanaan; nafsu membimbing pemikiran, nilai, dan kelangsungan hidup kita. T
etapi, nafsu dapat dengan mudah menjadi tak terkendalikan, dan hal itu seringkali terjadi. Menurut Aristoteles, masalahnya bukanlah mengenai emosionalitas, melainkan mengenai keselarasan antara emosi dan cara mengekspresikan (Goleman, 2002 : xvi).
Menurut Mayer (Goleman, 2002 : 65) orang cenderung menganut gaya-gaya khas dalam menangani dan mengatasi emosi mereka, yaitu : sadar diri, tenggelam dalam permasalahan, dan pasrah. Dengan melihat keadaan itu maka penting bagi setiap individu memiliki kecerdasan emosional agar menjadikan hidup lebih bermakna dan tidak menjadikan hidup yang di jalani menjadi sia-sia.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Pengertian Emosi adalah suatu perasaan (afek) yang mendorong individu untuk merespon atau bertingkah laku terhadap stimulus, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya.
1.Ambil waktu sebentar
Mengambil waktu sebentar dan cobalahtenangkan diri anda. Jika perlu, istirahat dan menjauhlah dari orang atau situasi sampai amarah Anda mereda sedikit.
2.Ekspresikan kemarahan anda
Begitu Anda berpikir jernih, ungkapkan amarah Anda dengan cara yang tegas tapi tidak konfrontatif.Tanpa menyakiti orang lain atau mencoba untuk memprovokasi mereka.
3.Berolahraga sedikit
Olahraga dapat meredakan emosi Anda. Olahraga merangsang berbagai bahan kimia otak yang dapat membuat Anda merasa lebih bahagia dan lebih santai.
4.Berpikirlah sebelum Anda berbicara
Dalam keadaan marah, mudah untuk mengatakan sesuatu yang nanti akan anda sesali. Ambil beberapa saat untuk mengumpulkan pikiran Anda sebelum mengatakan sesuatu dan mengizinkan orang lain yang terlibat dalam situasi untuk melakukan hal yang sama.
5.Berpikir tentang solusi jangan asal marah
Apakah kamar yang berantakan anak Anda membuat Anda gila? Apakah pasangan Anda terlambat untuk makan malam setiap malam? Alih-alih berfokus pada apa yang membuat Anda marah. Ingatkan diri Anda, kemarahan tidak akan memperbaiki apa pun, dan hanya membuat situasilebih buruk.
6.Gunakan pernyataan 'saya' serta 'anda'
Untuk menghindari mengkritik, atau menyalahkan orang lain yang mungkin hanya meningkatkan amarah gunakan pernyataan 'saya' dan 'anda' untuk memperhalus kata.
7.Jangan menyimpan dendam
Jika Anda melampiaskan kemarahan dan perasaan negatif Anda kepada orang banyak, Anda mungkin akan menemukan diri Anda sendiri ditelan oleh rasa bersalah Anda sendiri. Tapi jika Anda dapat memaafkan seseorang yang membuat marah, anda mungkin mendapat pelajaran dari situasi ini.
8.Gunakan humor untuk melepaskan ketegangan
Humor dapat membantu meredakan amarah. Jangan menggunakan sindiran, karena itu bisa melukai perasaan orang lain dan membuat situasi semakin buruk.
9.Praktek keterampilan relaksasi
Ketika amarah naik, tempatkan relaksasi untuk bekerja. Praktek latihan pernafasan, membayangkan adegan santai, atau mengulangi kata yang menenangkan, seperti, "Tenang" atau "Sabar". Anda juga dapat relax dengan mendengarkan musik, menulis cerita di jurnal atau melakukan yoga dan apa pun yang membuat anda relax
10.Tahu kapan untuk mencari bantuan
Belajar untuk mengendalikan amarah adalah tantangan bagi semua orang di dunia. Pertimbangkan mencari bantuan untuk masalah anda jika kemarahan Anda tampaknya di luar kendali dan menyebabkan Anda menyakiti orang di sekitar Anda.
PENGENDALIAN DIRI
Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis.
Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku intensional manusia. (Prawitasari,1995)
Beberapa tokoh mengemukakan tentang macam-macam emosi, antara lain Descrates. Menurut Descrates, emosi terbagi atas : Desire (hasrat), hate (benci), Sorrow (sedih/duka), Wonder (heran), Love (cinta) dan Joy (kegembiraan). Sedangkan JB Watson mengemukakan tiga macam emosi, yaitu : fear (ketakutan), Rage(kemarahan), Love (cinta).
Daniel Goleman (2002 : 411) mengemukakan beberapa macam emosi yang tidak berbeda jauh dengan kedua tokoh di atas, yaitu :
a. Amarah : beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati
b. Kesedihan : pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, putus asa
c. Rasa takut : cemas, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, waspada, tidak tenang, ngeri
d. Kenikmatan : bahagia, gembira, riang, puas, riang, senang, terhibur, bangga
e. Cinta : penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, dan kemesraan
f. Terkejut : terkesiap, terkejut
g. Jengkel : hina, jijik, muak, mual, tidak suka
h. malu : malu hati, kesal
Seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa semua emosi menurut Goleman pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Jadi berbagai macam emosi itu mendorong individu untuk memberikan respon atau bertingkah laku terhadap stimulus yang ada.
Dalam the Nicomachea Ethics pembahasan Aristoteles secara filsafat tentang kebajikan, karakter dan hidup yang benar, tantangannya adalah menguasai kehidupan emosional kita dengan kecerdasan. Nafsu, apabila dilatih dengan baik akan memiliki kebijaksanaan; nafsu membimbing pemikiran, nilai, dan kelangsungan hidup kita. T
etapi, nafsu dapat dengan mudah menjadi tak terkendalikan, dan hal itu seringkali terjadi. Menurut Aristoteles, masalahnya bukanlah mengenai emosionalitas, melainkan mengenai keselarasan antara emosi dan cara mengekspresikan (Goleman, 2002 : xvi).
Menurut Mayer (Goleman, 2002 : 65) orang cenderung menganut gaya-gaya khas dalam menangani dan mengatasi emosi mereka, yaitu : sadar diri, tenggelam dalam permasalahan, dan pasrah. Dengan melihat keadaan itu maka penting bagi setiap individu memiliki kecerdasan emosional agar menjadikan hidup lebih bermakna dan tidak menjadikan hidup yang di jalani menjadi sia-sia.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Pengertian Emosi adalah suatu perasaan (afek) yang mendorong individu untuk merespon atau bertingkah laku terhadap stimulus, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya.
Emosi merupakan perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu terhadap seseorang atau kejadian. Emosi dapat ditunjukkan ketika merasa senang mengenai sesuatu, marah kepada
seseorang, ataupun takut terhadap sesuatu.
Setiap orang memberikan respon yang berbeda-beda terhadap rangsangan pemicu emosi yang sama. Dalam sejumlah kasus, kepribadian
menjadi penyebab
perbedaan tersebut. Emosi pada
saat lain, perbedaan tersebut timbul sebagai hasil dari persyaratan-persyaratan
pekerjaan.
Disaat kamu merasa orang terdekat tidak dapat mengerti akan keadaan
kamu, bahkan keadaan mereka membuat emosi kamu makin tersulut, kemudian
mengingat banyaknya tugas yang belum juga kamu kerjakan juga. Mungkin
hal ini akan membuat emosi semakin memuncak dan jika itu dibiarkan hanya
akan membuat keadaan lebih buruk. Maka situasi tersebut adalah waktu
dimana emosi kita tengah diuji maka sangat penting juga untuk mengetahui
tentang bagaimana cara mengendalikan emosi itu.
Kecerdasan emosional juga mencakup kesadaran diri sendiri dan mengendalikan
dorongan hati, ketekunan, semangat dan motivasi diri dan kendali dorongan hati,
ketekunan, semangat dan kecakapan sosial. Ketrampilan yang berkaitan dengan
kecerdasan emosi antara lain misalnya kemampuan untuk memahami orang lain,
kepemimpinan, kemampuan membina hubungan dengan orang lain, kemampuan
berkomunikasi, kerjasama tim, membentuk citra diri positif, memotivasi dan
memberi inspirasi dan sebagainya.
Meluapkan amarah
merupakan hal wajar. Namun terkadang, emosi yang terlalu meluap buat Anda jadi
tak terkendali. Menurut penelitian terbaru yang telah dimuat dalam Journal of Experimental Social Psychology,
perasaan marah sebenarnya dikarenakan adanya pikiran negatif terhadap suatu
hal. Pikiran itu terus berkelanjutan, sehingga tidak bisa mengontrol diri
sendiri. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dominik Mischkowski, mahasiswa psikologi sosial setingkat doktor di
Ohio State University, menunjukkan
jika menjaga jarak dengan situasi yang membuat Anda marah bisa membantu redakan
rasa emosi yang meluap, seperti kemarahan atau kesedihan yang sedang
dirasakan.
Akan tetapi, mereka
tidak dapat menjelaskan secara pasti apakah teknik menjaga jarak benar-benar
menghilangkan rasa marah atau hanya menghilangkannya untuk sesaat? Mischkowski
dan tim penelitiannya menemukan bahwa peserta yang mengikuti penelitian dengan
menjaga jarak dari 'gangguan',
lebih bisa mengendalikan emosi sehingga tidak ada keinginanan untuk 'menyerang' orang
lain."Kedengarannya memang sepele karena cara ini begitu mudah, tapi
pikiran seperti itulah yang dapat mencegah amarah menjadi berlebihan.
Disini ada tiga langkah yang dapat dicoba untuk
mengendalikan diri :
1.
Kembali melihat situasi
Untuk mengontrol marah yang berlebihan, coba kembali melihat situasi yang membuat Anda marah. Pikirkan apa penyebabnya. Hal ini membantu seseorang dalam mengendalikan diri mereka.
Untuk mengontrol marah yang berlebihan, coba kembali melihat situasi yang membuat Anda marah. Pikirkan apa penyebabnya. Hal ini membantu seseorang dalam mengendalikan diri mereka.
2.
Analisis Masalahnya
Tanyakan kepada diri sendiri mengapa Anda bisa merasakan marah yang begitu besar dan apa penyebabnya. Dengan mengetahui secara jelas masalah yang ada, Anda bisa memiliki kemampuan untuk mengontrol amarah yang meledak.
3. Selesaikan Masalah
Bagi sebagian orang, menonton film atau video lucu dapat membuat perasaan lebih tenang. Namun, hasilnya hanya bertahan beberapa waktu saja. "Karena Anda selalu berinteraksi dengan orang lain, terutama orang yang telah membuat Anda sangat marah, maka perasaan itu bisa kembali lagi suatu saat jika tidak diselesaikan.
Tanyakan kepada diri sendiri mengapa Anda bisa merasakan marah yang begitu besar dan apa penyebabnya. Dengan mengetahui secara jelas masalah yang ada, Anda bisa memiliki kemampuan untuk mengontrol amarah yang meledak.
3. Selesaikan Masalah
Bagi sebagian orang, menonton film atau video lucu dapat membuat perasaan lebih tenang. Namun, hasilnya hanya bertahan beberapa waktu saja. "Karena Anda selalu berinteraksi dengan orang lain, terutama orang yang telah membuat Anda sangat marah, maka perasaan itu bisa kembali lagi suatu saat jika tidak diselesaikan.
Ada juga beberapa cara untuk dapat mengendalikan
diri sendiri antara lain :
- Mengenali diri kita sendiri dan mengidentifikasi apa yang sesungguhnya Anda rasakan. Setiap kali suatu emosi tertentu muncul dalam pikiran, Anda harus dapat menangkap pesan apa yang ingin disampaikan dan di rasakan oleh kita apakah marah, senang, sedih atau hal lainnya.
- Memahami dampak dari emosi yang timbul dari diri kita sendiri apakah itu berdampak negatif atau positif ??? Jika kita dapat memahami dampak dari emosi yang timbul itu maka kita bisa mengetahui apa yang akan terjadi dari emosi yang ada tersebut. Jadi emosi hanyalah awal dari respon manusia dalam sebuah peristiwa atau kejadian. Kemampuan kita untuk mengendalikan dan mengelola emosi dapat membantu Anda mencapai kesuksesan.
- Tenangkan dan buang emosi negatif yang timbul dan berpikirlah secara netral dan lebih berpikir ke dampak dari pelampiasan emosi negatif itu sendiri. Sadarilah hidup kita tidak sendiri dan masih banyak orang lain di sekitar kita dan buang ego mu.
- Berpikirlah dari sudut orang yang terkena dampak dari emosi dan ego kita dan kita bisa melihat mengapa orang itu bertindak seperti itu, tenangkan dan berpikirlah secara dingin untuk menangani hal seperti ini
- Berusaha mengetahui pesan yang disampaikan emosi, dan meyakini bahwa kita bisa berhasil menangani emosi ini sebelumnya dan dengan bergembira kita mengambil tindakan untuk menanganinya.
- Lakukan terus dan ingatlah kegagalan adalah pengalaman terbaik di mana kita bisa belajar untuk menutupi kekurangan yang ada dalam kita sendiri dan itu adalah kemampuan kita dalam mengelola emosi, karena kitalah sesungguhnya yang mengendalikan emosi atau perasaan kita, bukan sebaliknya. Dan sadarilah bahwa hidup masih panjang dan kita masih membutuhkan orang lain dalam hidup kita. Ingat anda bukan siapa siapa.
Oleh
karena itu, sebaiknya kembali 'menoleh
kebelakang' agar mengetahui masalah, cari inti dari permasalahan
tersebut, dan segera menyelesaikannya. Maka akan membuat perasaan lepas dari emosi
berlebihan.
Cara
mengontrol diri agar tidak mudah marah
Marah adalah suatu keadaan dimana otak tidak lagi
bisa mengontrolnya. untuk anda yang sering marah jangan takut dengan niat yang
tulus maka dapat berubah. karena semua itu berasal dari kebiasaan kita
yang menjadi sebuah karakter yang kemudian menjadi sebuah watak. inilah yang
dapat menurun ke anak-anak kita nanti. tuk kita baca artikel di bawah ini
tentang Cara mengontrol diri agar tidak mudah marah
Berikut ini
adalah 10 Cara mengontrol diri agar tidak mudah marah :
1.Ambil waktu sebentar
Mengambil waktu sebentar dan cobalahtenangkan diri anda. Jika perlu, istirahat dan menjauhlah dari orang atau situasi sampai amarah Anda mereda sedikit.
2.Ekspresikan kemarahan anda
Begitu Anda berpikir jernih, ungkapkan amarah Anda dengan cara yang tegas tapi tidak konfrontatif.Tanpa menyakiti orang lain atau mencoba untuk memprovokasi mereka.
3.Berolahraga sedikit
Olahraga dapat meredakan emosi Anda. Olahraga merangsang berbagai bahan kimia otak yang dapat membuat Anda merasa lebih bahagia dan lebih santai.
4.Berpikirlah sebelum Anda berbicara
Dalam keadaan marah, mudah untuk mengatakan sesuatu yang nanti akan anda sesali. Ambil beberapa saat untuk mengumpulkan pikiran Anda sebelum mengatakan sesuatu dan mengizinkan orang lain yang terlibat dalam situasi untuk melakukan hal yang sama.
5.Berpikir tentang solusi jangan asal marah
Apakah kamar yang berantakan anak Anda membuat Anda gila? Apakah pasangan Anda terlambat untuk makan malam setiap malam? Alih-alih berfokus pada apa yang membuat Anda marah. Ingatkan diri Anda, kemarahan tidak akan memperbaiki apa pun, dan hanya membuat situasilebih buruk.
6.Gunakan pernyataan 'saya' serta 'anda'
Untuk menghindari mengkritik, atau menyalahkan orang lain yang mungkin hanya meningkatkan amarah gunakan pernyataan 'saya' dan 'anda' untuk memperhalus kata.
7.Jangan menyimpan dendam
Jika Anda melampiaskan kemarahan dan perasaan negatif Anda kepada orang banyak, Anda mungkin akan menemukan diri Anda sendiri ditelan oleh rasa bersalah Anda sendiri. Tapi jika Anda dapat memaafkan seseorang yang membuat marah, anda mungkin mendapat pelajaran dari situasi ini.
8.Gunakan humor untuk melepaskan ketegangan
Humor dapat membantu meredakan amarah. Jangan menggunakan sindiran, karena itu bisa melukai perasaan orang lain dan membuat situasi semakin buruk.
9.Praktek keterampilan relaksasi
Ketika amarah naik, tempatkan relaksasi untuk bekerja. Praktek latihan pernafasan, membayangkan adegan santai, atau mengulangi kata yang menenangkan, seperti, "Tenang" atau "Sabar". Anda juga dapat relax dengan mendengarkan musik, menulis cerita di jurnal atau melakukan yoga dan apa pun yang membuat anda relax
10.Tahu kapan untuk mencari bantuan
Belajar untuk mengendalikan amarah adalah tantangan bagi semua orang di dunia. Pertimbangkan mencari bantuan untuk masalah anda jika kemarahan Anda tampaknya di luar kendali dan menyebabkan Anda menyakiti orang di sekitar Anda.
PENGENDALIAN DIRI
Pengendalian diri atau Penguasaan diri ( Self Regulation
) merupakan satu aspek penting dalam kecerdasan emosi ( Emotional
Quotient ). Aspek ini penting sekali dalam kehidupan manusia sebab musuh
terbesar manusia bukan berada di luar dirinya, namun justru berada di
dalam dirinya sendiri. Dengan demikian, kemana pun seseorang pergi, maka
orang tersebut selalu diikuti oleh“Musuh” nya. Pengendalian diri atau
penguasaan diri merupakan aspek yang perlu dilatih sejak dini. Tidak ada
aspek kemampuan untuk menguasai diri yang turun dari langit, melainkan
diperoleh dari proses yang panjang dalam pengalaman hidup selama
berhubungan dengan orang-orang sekitar. Bahkan dalam sebuah kata bijak
tertulis, “Siapa yang menguasai diri ibarat mengalahkan sebuah kota”.
Diri yang kita bawa-bawa sekarang ini dapat menguasai kita atau kita
yang menguasainya, dapat menjadi sahabat atau malah menjadi lawan.
Tergantung pilihan kita menjalani hidup ini.
Pengendalian diri merupakan sikap, tindakan atau perilaku seseorang
secara sadar baik direncanakan atau tidak untuk mematuhi nilai dan
norma sosial yang berlaku. Mengendalikan diri tidaklah mudah, namun
memberikan banyak manfaat. Sebelum lanjut ke penjelasan mengenai manfaat
dari pengendalian diri, saya akan menjelaskan mengenai cara-cara
pengendalian diri yang dapat dilakukan dengan beberapa cara. Berikut
adalah cara-caranya :
1. Cara pertama adalah mengendalikan diri dengan menggunakan
prinsip kemoralan. Seperti menjaga sikap, ucapan, maupun menjaga dari
pikiran-pikiran negative terhadap apapun yang dihadapi. Setiap agama
pasti mengajarkan kemoralan, misalnya tidak mencuri, tidak membunuh,
tidak menipu, tidak berbohong, tidak mabuk-mabukan, tidak melakukan
tindakan asusila. Saat ada dorongan hati untuk melakukan sesuatu yang
negatif, coba larikan ke rambu-rambu kemoralan. Apakah yang kita lakukan
ini sejalan atau bertentangan dengan nilai-nilai moral dan agama?
2. Cara kedua pengendalian diri adalah dengan menggunakan
kesadaran. Kita sadar saat suatu bentuk pikiran atau perasaan yang
negatif muncul. Pada umumnya orang tidak mampu menangkap pikiran atau
perasaan yang muncul. Dengan demikian mereka langsung lumpuh dan
dikuasai oleh pikiran dan perasaan mereka. Misalnya, seseorang menghina
atau menyinggung kita. Kita marah. Nah, kalau kita tidak sadar atau
waspada maka saat emosi marah ini muncul, dengan begitu cepat, tiba-tiba
kita sudah dikuasai kemarahan ini.
Jika kesadaran diri kita bagus maka kita akan tahu saat emosi marah
ini muncul. Kita akan tahu saat emosi ini mulai mencengkeram dan
menguasai diri kita. Kita tahu saat kita akan melakukan tindakan ”bodoh”
yang seharusnya tidak kita lakukan. Saat kita berhasil mengamati emosi
maka kita dapat langsung menghentikan pengaruhnya. Kalau masih belum
bisa atau dirasa berat sekali untuk mengendalikan diri, larikan pikiran
kita pada prinsip moral. Biasanya kita akan lebih mampu mengendalikan
diri. Bagaimana jika sudah melakukan jurus satu, prinsip moral, dan
jurus dua, kesadaran, ternyata kita tetap sulit mengendalikan diri?
Lakukan cara ketiga!
3. Cara ketiga yaitu dengan perenungan. Saat kita sudah benar-benar
tidak tahan, mau ”meledak” karena dikuasai emosi, saat kita mau marah
besar, coba lakukan perenungan. Tanyakan pada diri
sendiri pertanyaan, misalnya, berikut ini:
a. Apa sih untungnya saya marah?
b. Apakah benar reaksi saya seperti ini?
c. Mengapa saya marah ya? Apakah alasan saya marah ini sudah benar?
d. Kalau saya marah dan sampai melakukan tindakan yang ”bodoh”, nanti reputasi saya rusak, kan saya yang rugi sendiri.
Dengan melakukan perenungan kerap kali maka kita akan mampu
mengendalikan diri. Prinsip kerjanya sebenarnya sederhana. Saat emosi
aktif maka logika kita nggak akan jalan. Demikian pula sebaliknya. Jadi,
saat kita melakukan perenungan atau berpikir secara mendalam maka kadar
kekuatan emosi atau keinginan kita akan menurun.
4. Cara keempat pengendalian diri adalah dengan menggunakan
kesabaran. Emosi naik, turun, timbul, tenggelam, datang, dan pergi
seperti halnya pikiran. Saat emosi bergejolak sadari bahwa ini hanya
sementara. Usahakan tidak larut dalam emosi. Gunakan kesabaran, tunggu
sampai emosi ini surut, baru berpikir untuk menentukan respon yang
bijaksana dan bertanggung jawab. Oh ya, tahukah Anda bahwa kata
bertanggung jawab itu dalam bahasa Inggris adalah responsibility, yang
bila kita pecah menjadi response-ability atau kemampuan memberikan
respon? Kalau sudah menggunakan kesabaran masih juga belum bisa,
bagaimana? Lakukan cara kelima.
5. Cara kelima yaitu menyibukkan diri dengan pikiran atau
aktivitas yang positif. Pikiran hanya bisa memikirkan satu hal dalam
suatu saat. Ibarat layar bioskop, film yang ditampilkan hanya bisa satu
film dalam suatu saat. Nah, film yang muncul di layar pikiran inilah
yang mempengaruhi emosi dan persepsi kita. Saat kita berhasil memaksa
diri memikirkan hanya hal-hal yang positif maka film di layar pikiran
kita juga berubah. Dengan demikian pengaruh dari keinginan atau suatu
emosi akan mereda.
Adapun hal-hal yang harus dihindari antara lain :
a. Berbicara tidak sopan atau sering menggunakan kata-kata kasar. Seseorang yang sering
menggunakan kata-kata kasar akan otomatis mengeluarkan kata-kata
kasar tersebut ketika ia sedang dalam keadaan emosi dan secara otomatis
pula emosinya justru akan terus berkobar.
b. Terlalu sering bermain game. Ini merupakan salah satu bentuk hawa nafsu yang sudah
menjadi kebiasaan dikalangan remaja bahkan anak-anak pada saat ini.
Hasrat untuk bermain game akan sulit dikendalikan sehingga kita akan
terus-menerus melakukan ini.
c. Nafsu terhadap hal bersifat pornografi. Tidak jauh beda dengan
penjelasan diatas (terlalu sering bermain game). Hal ini dapat
mengakibatkan seseorang semakin tersesat kedalam hal-hal negative dan
akan membuatnya semakin jauh dari agama dan tuhannya.
Dengan menjauhi hal-hal tersebut diatas, akan membantu kita untuk bisa mengendalikan diri.
Contoh Sikap Dan Perilaku Pengendalian Diri :
1. Dalam Keluarga
– Hidup sederhana dan tidak suka pamer harta kekayaan dan kelebihannya.
– Tidak mengganggu ketentraman anggota keluarga lain.
– Tunduk dan taat terhadap aturan serta perintah orang tua.
2. Dalam Masyarakat
– Mencari sahabat sebanyak-banyaknya dan membenci permusuhan
– Saling menghormati dan menghargai orang lain
– Mengutamakan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi
– Mengikuti segara aturan yang berlaku dalam masyarakat
3. Dalam Lingkungan Sekolah Dan Kampus
– Patuh dan taat pada peraturan di sekolah
– Menghormati dan menghargai teman, guru, karyawan, dll
– Berani mengatakan tidak pada ajakan dan paksaan tawuran pelajar serta perbuatan tercela
– Hidup penuh kesederhanaan, tidak sombong dan gengsian
MANFAAT PENGENDALIAN DIRI
Tanpa disadari, meskipun terlihat sederhana, namun upaya-upaya
untuk mengendalikan tersebut mampu menuai banyak manfaat apabila kita
berhasil untuk mengendalikan diri. Manfaat yang diperoleh dari
keberhasilan seseorang dalam mengendalikan dirinya antara lain :
1. Kita jadi mampu untuk meningkatkan kesabaran. Karena jika kita sedang dalam keadaan marah, kita tidak sabar,tawakal,bersyukur.dll.dapat meningkatkan komunikasi positif dilingkungan masyarakat sehingga di peroleh suasana tenang.
2. akan lebih dapat menimbangkan pencukupan kebutuhan hidup yang sesuai dengan
kemampuan diri dan meningkatkan rasa syukur atas nikmat yang di berikan oleh Tuhan kepadanya
3. dapat mengurangi rasa gelisah,cemas,iri dan tidak puas yang dapat terjadi pada semua tingkatan.
Saat sesuatu terjadi di luar rencana, rasa marah
dan kesal cenderung menguasai diri Anda. Tapi, ada beberapa cara yang bisa
ditempuh untuk mengendalikan emosi tersebut sebelum Anda melakukan hal-hal yang
akan disesali nanti. Yaitu :
1.
Cari tahu alasannya
Kenapa Anda mudah sekali marah?
Bisa jadi karena Anda punya tingkat toleransi yang rendah yang membuat Anda
jadi sangat sensitif. Bisa juga karena latar belakang keluarga yang tidak
terbiasa berkomunikasi dengan menahan emosi. Apapun itu, Anda tetap harus cari
tahu apa yang membuat Anda begitu mudah marah.
2.
Jangan langsung bereaksi
Mengendalikan rasa marah mungkin
lebih mudah dikatakan daripada dilakukan, tapi bukan suatu hal yang tidak
mungkin. Saat sedang berargumen, jangan mengatakan hal pertama yang ada di
kepala Anda. Sebelum melontarkan argumentasi, tahan kalimat Anda, coba untuk
rileks, dan hitung sampai 20 jika perlu. Cara ini membuat Anda lebih berpikir
jernih dan memberikan argumentasi tanpa terkesan emosional.
3.
Belajar lebih santai
Masalah dan tanggung jawab
cenderung memberati perasaan, hingga akhirnya membuat Anda merasa terjebak dan
selalu marah. Dalam kegiatan sehari-hari, selalu ambil sedikit waktu untuk diri
sendiri agar Anda bisa menjauh sebentar dari rutinitas. Lakukan latihan seperti
tarik nafas dalam-dalam dan coba untuk melakukan relaksasi. Anda juga bisa
gunakan visualisasi atau gambar yang menenangkan, misalnya gambar alam
pegunungan atau pantai yang bisa mengingatkan Anda akan suasana liburan.
4.
Hadapi masalah
Kemarahan Anda bermula dari
ketidakmampuan menghadapi masalah hidup sehari-hari. Padahal salah satu
strategi yang bisa Anda lakukan adalah tidak selalu memfokuskan diri pada
solusi tapi juga lengkapi diri dengan berbagai teknik untuk menghadapi masalah.
Jangan sekali-kali mencoba untuk
melarikan diri dari masalah atau menyalahkan orang lain atas apa yang menimpa
Anda. Ingatlah, bahwa kualitas seorang pemimpin yang baik adalah mereka yang
mampu menghadapi masalah, mampu meredam emosi, dan tidak menyalahkan orang lain
melainkan bertanggung jawab atas segala pilihan.
Comments
Post a Comment